MakamAl-Habib Husein bin Abu Bakar Al-Alaydrus. Alm. Haji Abdul Kadir, warga betawi setempat yang membantu menyembunyikan Habib Luar Batang dari penjajah. Masjid Keramat Luar Batang Penjaringan. Pada sebuah batu dalam Masjid Luar Batang ditulis, bahwa Al-Habib Husein bin Abu bakar Bin Abdillah Al-Alaydrus yang telah wafat pada hari kamis 27 KaromahHabib Husein Luar Batang, Buang Uang ke Laut untuk Ibunya di Negeri Yaman Kamis, 14 April 2022 Tambah Komentar Edit . SEBUAH masjid tua tegak berdiri di kawasan Penjaringan, tepatnya Jalan Luar Batang, Gang V No. 1, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. Di dalamnya terdapat makam seorang wali besar penyebar agama Islam asal negeri Selainmakam keramat Habib Husein bin Abubakar Alaydrus, masjid bercorak Turki ini memiliki sumur yang dipercaya memiliki banyak karomah. "Orang menyebut sumur air keramat," kata Humas Masjid Luar Batang, Yudo Sukmono kepada Merahputih.com, di Penjaringan, Jakarta, Senin (22/6). PDF| Historic and religious values are two important quintessential characteristics of spirit of place. In some of the historic-religious urban | Find, read and cite all the research you need Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Home Dunia Islam Sabtu, 13 Mei 2023 - 0710 WIBloading... Makam Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus di Kompleks Masjid Kampung Luar Batang Jakarta Utara, tak pernah sepi dari peziarah. Foto/SINDOnews A A A Haul Habib Husein bin Abubakar Alaydrus ke-275 insya Allah digelar besok Ahad, 14 Mei 2023 di Masjid dan Makam Keramat Luar Batang Jakarta. Acara Haul tahunan ini dimulai pukul Wib pagi hingga selesai. Haul ini diadakan untuk memperingati wafatnya Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus Tahun 1169 Hijriyah atau 1756 Masehi. Habib Husein dikenal sebagai ulama keturunan Nabi yang berjasa menebarkan dakwah Islam di tanah Betawi dulu Batavia pada abad ke-18 M. Salah satu karomah beliau yaitu makam dan masjid peninggalan beliau di Kampung Luar Batang Jakarta Utara, yang tak pernah sepi dari peziarah. Habib Husein Alaydrus merupakan salah satu ulama besar dari Ba Alawi, Hadhramaut, Yaman yang datang ke Indonesia abad ke-18 menyebarkan Islam dan memperjuangkan hak-hak masyarakat. Informasi dari Majelis Info, acara Haul ini akan diisi dengan berbagai kegiatan seperti tahlil, doa bersama, tausiyah dari sejumlah ulama dan Habaib, pembacaan syair Maulid dan hadroh. Acara ini akan dihadiri oleh berbagai tokoh rangka menyukseskan acara Haul ini, panitia pelaksana telah melakukan persiapan. Di antaranya memastikan kesiapan tempat, peralatan, dan infrastruktur yang diperlukan. Selain itu, bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyiapkan berbagai fasilitas seperti toilet umum, tempat parkir, dan petugas yang akan membantu dari Habib Husin bin Hasan Alaydrus Mutawali Maqam menyebutkan, acara Haul ini akan disiarkan langsung di Channel YouTube Nabawi TV. Susunan Acara1. Pukul Wib Pembacaan Rohah Kutubus Salaf2. Pukul Wib Tahlil Dan Ziarah ke Maqam Al Arif Billah Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus3. Pukul Wib hingga selesai Acara Inti Haul. Baca Juga rhs haul habib husein bin abubakar alaydrus haul akbar habib husein bin abu bakar alaydrus ulama keturunan nabi habib Artikel Terkini More 8 menit yang lalu 3 jam yang lalu 4 jam yang lalu 4 jam yang lalu 5 jam yang lalu 5 jam yang lalu loading...Makam Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus dan masjid peninggalan beliau di Kampung Luar Batang Jakarta Utara, tak pernah sepi dari peziarah. Foto/SINDOnews Karomah Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus atau dikenal dengan "Habib Luar Batang" cukup populer di kalangan pecinta ulama dan Ahli Bait Nabi. Beliau adalah ulama besar yang mencapai derajat nama beliau selalu dikenang umat muslim terutama para pecinta ulama karena jasanya menebarkan dakwah Islam di tanah Betawi dulu Batavia pada abad ke-18 M. Bahkan hingga kini makam dan masjid peninggalan beliau di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara, tak pernah sepi dari Juga Mengenal Al Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus Habib KeramatBagi masyarakat muslim Indonesia khususnya warga Jakarta sekitarnya, Makam Keramat Luar Batang merupakan salah satu tujuan wisata religi. Para ulama dan Habaib juga sering berziarah ke makam beberapa karomah Habib Husein Luar Batang yang cukup populer. Karomah adalah kejadian luar biasa pada seseorang wali Allah. Karomah merupakan anugerah Allah kepada orang-orang saleh karena ketakwaannya. Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus lahir di Miqab, dekat Hazam, sebuah desa di Hadhramaut, Yaman, sekitar tiga abad silam. Tidak ada riwayat pasti tentang tanggal kelahirannya. Pada usia 11 tahun, beliau ditinggal wafat oleh Husein wafat pada Hari Kamis tanggal 17 Ramadhan 1169 H atau bertepatan 27 Juni 1756 M. Pada masa kecilnya, Beliau diasuh oleh seorang ibu yang menafkahinya dari hasil pekerjaan sebagai pemintal benang. Habib Husein hidup dalam Habib Husein hijrah ke tanah Jawa, beliau terlebih dulu singgah ke India di sebuah daerah bernama Surati atau lebih dikenal Gujarat. Beliau pernah menimba ilmu kepada Quthbil Irsyad, Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Menurut keterangan Habib Ali bin Husein Alattas dalam Kitabnya Taajul A'rasy mengatakan bahwa Habib Husein Alaydrus sebelum hijrah ke Indonesia, beliau telah mendapatkan mandat kepercayaan dari guru beliau Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad untuk menebarkan dakwah Hijrah dari Hadramaut ke India dan Asia Timur kemudian sampai di di pulau Jawa tepatnya di Pelabuhan Sunda Kelapa. Setibanya di Pelabuhan Sunda Kelapa, beliau diusir oleh penjajah Belanda. Akhirnya dengan bantuan para Muhibbin di malam hari dengan menggunakan sekoci beliau tiba kembali di Pelabuhan Sunda Kelapa. Habib Husein Luar Batang kemudian berdakwah di tanah Betawi. Namun, saat itu Belanda sangat sensitif kepada para ulama karena di Sunda Kelapa masih ada bekas-bekas pertempuran Sunda Kelapa di bawah pimpinan Sunan Gunung Jati Al-Imam Syarif Hidayatullah dan Fatahillah, sehingga penjagaannya sangat ketat. Habib Husein Alaydrus pun dicurigai sebagai pemberontak dan akhirnya dimasukkan ke dalam penjara, yang berada di sekitar Habib Husein Alaydrus dalam berdakwah sangat luar biasa. Salah satu karomah beliau di pagi hari berada di dalam penjara, menjelang Maghrib tidak ada di dalam penjara. Ajaibnya beliau sedang menyampaikan dakwah di musholla dan masjid-masjid sehingga membuat takut para sipir kepala sipir penjara meminta agar Habib Husein keluar saja dari dalam penjara, namun beliau menolaknya. Hingga akhirnya seiring waktu beliau bebas dari 7 Karomah Habib Husein Luar Batang1. Menjadi Mesin Pemintal BenangPada masa mudanya, di tanah kelahirannya Hadhramaut Yaman, Habib Husein belajar kepada seorang ulama besar di kampung kelahirannya. Pada hari-hari libur ia pulang untuk menyambangi suatu malam ketika berada di rumahnya, ibunda Habib Husein meminta tolong agar ia bersedia membantu mengerjakan pintalan benang yang ada di gudang. Habib Husein segera menyanggupi, dan ia segera ke gudang untuk mengerjakan apa yang di perintahkan ibunya. Makan malam juga telah disediakan. Menjelang pagi hari, ibu Husein membuka pintu gudang. Ia sangat heran karena makanan yang disediakan masih utuh belum dimakan Husein. Selanjutnya ibunya kaget melihat hasil pintalan benang begitu banyaknya. Sang ibu tercengang melihat kejadian ini. Dalam benaknya terpikir bagaimana mungkin hasil pemintalan benang yang seharusnya dikerjakan dalam beberapa hari, malah hanya dikerjakan kurang dari semalam. Padahal Habib Husein dijumpai dalam keadaan tidur pulas di sudut gudang. Kejadian ini oleh ibunya diceritakan kepada guru thariqah yang membimbing Habib Husein. Mendengar cerita itu maka ia bertakbir sambil berucap "Sungguh Allah berkehendak pada anakmu, untuk diperolehnya derajat yang besar di sisi-Nya. Hendaklah ibu berbesar hati dan jangan bertindak keras kepadanya, rahasiakanlah segala sesuatu yang terjadi pada anakmu."2. Menolong Warga Gujarat dari Bencana Kekeringan Ketika hijrah dari Hadhramuat Yaman, Habib Husein singgah di daratan India, tepatnya di Surati atau lebih dikenal Gujarat. Kehidupan kota tersebut bagaikan kota mati karena dilanda kekeringan dan wabah Habib Husein di daerah itu disambut oleh ketua adat setempat, kemudian beliau dibawa kepada kepala wilayah serta beberapa penasehat para normal. Masyarakat setempat sangat mengharapkan orang yang dapat menolong mereka keluar dari bencana kekeringan Husein menyangupi bahwa dengan pertolongan Allah, ia akan membantu negeri ini menjadi daerah yang subur. Akan tetapi syaratnya mereka mengucapkan dua kalimat Syahadat dan menerima Islam sebagai agamanya. Ada kisah menarik, Habib Husein meminta mereka membuat sumur dan sebuah kolam. Setelah sumur tergali, kemudian beliau mengajak para penduduk menengadahkan tangan. Seketika itu turunlah hujan yang sangat deras memenuhi sumur itu. Atas izin Allah, hujan turun sangat lebat, membasahi seluruh daratan yang itu pula tanah yang kering berubah menjadi subur. Warga yang terserang wabah penyakit pun sembuh setelah mandi di kolam tersebut. Kota yang dahulunya mati kini berangsur makmur dan masyarakatnya hidup sejahtera. Banyak warga berbondong-bondong belajar agama Islam. Habib Husein ketika itu masih sangat muda diperkirakan usianya 25 tahun.3. Melindungi Tawanan Hingga Masuk IslamDari Gujarat India, Habib Husein melanjutkan hijrahnya ke Asia Tenggara untuk menebarkan dakwah Islam. Beliau menuju pulau Jawa, dan menetap di tanah Batavia Jakarta. Pada masa itu Jakarta dalam jajahan pemerintahan VOC Belanda. Pada suatu malam Habib Husein dikejutkan oleh kedatangan seorang yang berlari mencari perlidungan karena dikejar tentara VOC. Dengan pakaian basah kuyub ia meminta perlindungan karena akan dihukum mati. Ia adalah tawanan dari sebuah kapal dagang harinya datanglah pasukan berkuda VOC ke kediaman Habib Husein untuk menangkap tawanan itu. Namun, beliau menolak melepaskan tawanan itu sambil berkata "Aku akan melindungi tawanan ini dan aku adalah jaminannya."Rupanya ucapan itu membuat pasukan VOC ketakutan. Semua menundukkan kepala dan akhirnya pergi, sedangkan tawanan Tionghoa itu berterima kasih kepada Habib Husein, hingga akhirnya ia memeluk Menjadi Imam di PenjaraDalam waktu yang singkat banyak orang datang belajar Islam ke rumah Habib Husein. Banyaknya warga yang datang membuat penguasa VOC khawatir akan keamanan. Akhirnya Habib Husein beserta beberapa pengikut utamanya ditangkap dan dimasukkan ke penjara Glodok. Bangunan penjara itu juga dikenal dengan sebutan "Seksi Dua."Rupanya dalam tahanan Habib Husein ditempatkan dalam kamar terpisah dan ruangan yang sempit. Sedangkan pengikutnya ditempatkan di ruangan yang besar bersama tahanan yang penjara dibuat terheran-heran karena di tengah malam melihat Habib Husein menjadi imam di ruangan yang besar, memimpin sholat bersama-sama para pengikutnya. Hingga menjelang Subuh masyarakat di luar pun ikut bermakmum. Anehnya dalam waktu bersamaan pula polisi penjara melihat Habib Husein tidur nyenyak di kamar ruangan yang sempit itu, dalam keadaan tetap itu menjadi buah bibir di kalangan pemerintahan VOC. Dengan segala pertimbangan akhirnya pemerintah Belanda meminta maaf atas penahanan beliau. Akhirnya Habib Husein beserta semua pengikutnya dibebaskan dari Meramal Sinyo Belanda Menjadi GubernurPada suatu hari Habib Husein ditemani seorang mualaf Tionghoa yang telah berubah nama "Abdul Kadir" duduk berteduh di daerah Gambir. Ketika mereka beristirahat lewatlah seorang Sinyo anak Belanda di masa kolonial mendekat ke Habib Husein. Seketika Habib Husein menghentakkan tangannya ke dada anak Belanda tersebut. Si Sinyo kaget dan berlari ke arah pembantunya. Dengan cepat Habib Husein meminta temannya untuk menghampiri pembantu anak Belanda itu, untuk menyampaikan pesan agar disampaikan kepada majikannya, bahwa kelak anak ini akan menjadi seorang pembesar di negeri berjalannya waktu, anak Belanda itu melanjutkan sekolah tinggi di negeri Belanda. Kemudian setelah lulus ia dipercaya dan diangkat menjadi Gubernur Batavia. Ramalan Habib Husein menjadi kenyataan. 6. Hadiah Uang Dibuang ke Laut Hingga Sampai kepada Ibunya Gubernur Batavia yang pada masa kecilnya pernah diramal Habib Husein akan menjadi orang besar di negeri ini, ternyata benar adanya. Rupanya Gubernur muda itu menerima wasiat dari ayahnya agar ia membalas budi dan tidak melupakan jasa Habib Gubernur Batavia menghadiahkan beberapa karung uang kepada Habib Husein. Uang itu diterimanya namun beliau membuangnya ke laut. Setiap menerima uang dari sang gubernur, Habib Husein selalu membuangnya ke laut. Gubernur yang memberi uang menjadi penasaran dan akhirnya bertanya mengapa uang pemberiannya selalu dibuang ke laut. Habib Husein menjawab bahwa uang itu dikirimkan untuk ibunya di itu pun makin dibuat penasaran. Ia memerintahkan penyelam untuk mencari karung uang yang dibuang ke laut, tak satu keeping uang pun ditemukan. Selanjutnya Gubernur Batavia berupaya untuk membuktikan kebenaran ucapan Habib Husein itu, Ia mengutus seorang ajudan ke Yaman untuk bertemu dan menanyakannya kepada ibu Habib dari Yaman, ajudan Gubernur melaporkan bahwa benar adanya. Ibu Habib Husein telah menerima sejumlah uang yang dibuang ke laut itu pada hari dan tanggal yang Keberkahan Kampung Luar Batang Gubernur Batavia sangat perhatian kepada Habib Husein. Ia pun menanyakan apa keinginan Habib Husein. Dijawab oleh beliau "Saya tidak mengharapkan apapun dari tuan." Akan tetapi Gubernur itu sangat bijak. Ia menghadiahkan sebidang tanah di Kampung baru, sebagai tempat tinggal dan peristirahatan yang terakhir. Habib Husein meninggal dunia pada hari Kamis tanggal 17 Ramadhan 1169 atau bertepatan tanggal 27 Juni 1756 M. Sesuai peraturan pada masa itu bahwa setiap orang asing harus dikuburkan di pemakaman khusus yang terletak di Tanah Abang. Sebagai mana layaknya, jenazah Habib Husein diusung dengan keranda. Ternyata sesampainya di pekuburan, jenazah Habib Husein tidak ditemukan di dalam keranda. Ajaibnya, jenazah Habib Husein kembali berada di tempat tinggalnya semula. Pengantar jenazah mencoba kembali mengusung jenazah Habib Husein ke pekuburan yang dimaksud, namun jenazah Habib Husein tetap saja berada di tempat tinggal para pengantar jenazah memahami dan bersepakat untuk memakamkan jenazah Habib Husein di kediamannya sendiri. Kemudian orang-orang menyebutnya "Kampung Baru Luar Batang" dan kini dikenal sebagai "Kampung Luar Batang."Untuk diketahui, semasa hiduonya beliau pernah melanjutkan perjalanan dakwahnya ke Cirebon. Dalam perjalanan dakwahnya itu beliau menikah dengan seorang Syarifah dari marga bin Yahya bernama Aminah kemudian melahirkan seorang putri yang diberi nama Fatimah binti Husein Abubakar Al-Aydrus kemudian dinikahkan dengan Sayyid Thoha bin Yahya yang diakui kealimannya. Beliau menjadi guru para sultan, adipati dan senopati di wilayah itu beliau diberi gelar oleh Keraton dengan nama Kanjeng Raden Tumenggung Ronggo Prawiro Kusumo karena sebelum menetap di Mataram beliau pernah tinggal di Pakistan, India dan penang Beliau Bersambung kepada Nabi Muhammad SAWBerikut silsilah nasab beliau yang bersambung kepada baginda Nabi Muhammad dari jalur Sayyidina Husein, cucu Rasulullah SAW. Habib Husein bin Abubakar bin Abdullah bin Husein bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Husein bin Abdullah Al-Aydrus bin Abubakar Al-Sakran bin Abdurrahman Assaqqaf bin Muhammad Maula Al-Dawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khala' Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin ‘Ubaidillah bin Ahmad Al- Muhajir bin ‘Isa bin Muhammad An- Naqib bin Ali-‘Uraidhi bin Ja'far Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi tujuh karomah Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus atau dikenal dengan Habib Luar Batang. Semoga beliau dikumpulkan bersama kaum sholihin. Referensi1. Buku Riwayat singkat dan karomah Al-Habib Husein bin Abu Bakar Al-Aydrus karya Sayyid Abdullah bin Abu Bakar Al-aydrus2. Taajul A'ras Jilid II karya Habib Ali bin Husein al-Atthas Habib Ali Bungur 3. Pustaka Pejaten. Baca Juga Wallahu A'lamrhs Habib Husein Bin Abu Bakar Alaydrus adalah seorang yang ahli dalam bidang tarekat, beliau berasal dari Yaman Hadhramaut. Sejak kecil beliau hanya diasuh oleh sang ibunda karena ayahnya telah meninggal di saat beliau masih dalam kandungan. Pada zaman dulu, setiap orang yang ahli dalam bidang tarekat diharuskan untuk hijrah dan menyebarkan agama Islam ke berbagai penjuru dunia, termasuk beliau. Beliau datang ke tanah Jawa pada tahun 1736 M. Beliau datang dengan menumpang kepada para pedagang, karena beliau adalah seorang yang cukup kekurangan dalam hidupnya. Beliau dan para pedagang melabuh di pelabuhan Sunda Kelapa yang bertempat di Batavia nama Jakarta tempo dulu. Batavia yang masih menjadi pusat pemerintahan belanda pada kala itu. Sebelum Habib Husein Hijrah ke tanah Jawa beliau telah terlebih dulu hijrah ke India yang lebih tepatnya di daerah yang bernama “Surati” atau lebih dikenal Gujarat. Sedangkan semua penduduknya beragama Budha. Saat Habib Husein datang ke India di sana sedang dalam masa paceklik dan juga terserang wabah penyakit. Berkat karamah dan keistimewaan Habib Husein, tanah yang dulunya kering tandus dan tidak ada hujan selama beberapa bulan dapat kembali menjadi negara yang subur. Wabah penyakit yang menyerang Gujarat dapat pulih secara berangsu-angsur dengan membuat sebuah kolam pemandian. Seiring berjalannya waktu semakin banyak orang yang masuk Islam berkat karomah Habib Husein tersebut. Saat Habib Husein berdakwah di Batavia yang saat itu masih dikuasai oleh pemerintahan Belanda VOC. Belanda menentang keras Habib Husein karena kekhawatirkannya akan ajaran yang beliau ajarkan kepada penduduk setempat yang dapat membuat keamanan di wilayahnya menjadi kacau. Habib Husein dimasukkan ke dalam penjara sebab tuduhan menyembunyikan tawanan TiongHoa. Selama di dalam penjara Habib Husein banyak sekali karamahnya yang muncul. Salah satunya adalah mengimami para tahanan dan para jamaah di luar penjara. Sedangkan beliau ditempatkan di sel yang berbeda dari tahanan yang lain. Ketika jendral Belanda mengetahui akan hal itu, seketika juga Habib Husein beserta pengikutnya dibebaskan dari penjara. Setelah keluar dari penjara, beliau melanjutkan dakwahnya hingga akhir hayat beliau. Dalam dakwahnya, banyak sekali karomah yang beliau dan para pengikutnya alami, bahkan setelah beliau wafat. Habib Husein wafat pada usia muda kurang lebih pada 30-40 tahun. Beliau wafat pada hari Kamis 17 Ramadhan 1169 H atau 27 Juni 1756 M. Beliau dimakamkan di Kampung Baru, sekarang lebih di kenal dengan nama kampung Luar Batang, Jakarta. Oleh Khoirur Rozikin disarikan dari buku Riwayat Singkat dan Karamah Habib Husein Post Views 543

karomah habib husein keramat luar batang